KNPI: Pemerintah Jangan Ragu Apalagi Takut Turunkan Harga BBM

Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) meminta pemerintah untuk segera menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM), khususnya untuk jenis Premium, Pertalite dan Pertamax.


Hal ini mengacu pada harga minyak mentah dunia yang turun drastis. Sehingga, pemerintah melalui Pertamina seharusnya melakukan penyesuaian dan meringankan beban rakyat ditengah pandemi.

Dewan Pengurus Pusat KNPI melalui Ketua Bidang Energi, Muhammad Chairul Basyar, mengatakan, penurunan harga BBM bukan saja meringankan beban pengguna, hal itu bisa memberi pengaruh besar bagi masyarakat.

"Turunnya harga kebutuhan rumah tangga dan bahan pokok, akan sangat membantu rakyat di tengah bencana Covid-19," tutur mantan aktivis HMI ini, Sabtu (18/4).

"Kita paham, pemerintah dilema dengan pilihan menurunkan harga BBM atau tidak. Jika harga BBM diturunkan, harganya pasti akan sulit untuk menaikkannya dikemudian hari saat harga minyak dunia stabil lagi," ungkap Chairul menambahkan.

Namun, jelas Chairul, publik sudah paham, harga minyak dunia pasti akan stagnan melihat kondisi seperti saat ini. Saat OPEC dan produsen minyak lain yakni Russia, Meksiko dan lain-lain sepakat memangkas produksi 10 persen untuk menjaga harga.

Tapi, tambah Chairul, pasar sering melihat mereka kadang tidak disiplin. Terus permintaan global juga anjlok. Tidak akan naik signifikan. Harapan mereka hanya menunggu musim dingin nanti.

"Jika vaksin corona belum ditemukan, musim dingin nanti bisa-bisa kasus melonjak lagi. Jadi, harga minyak bisa-bisa tidak akan pulih," tegas pria yang disapa Ilung ini.

"Jadi, kalau negara mau adil ke rakyatnya, ya harga BBM harus turun. Hal ini sangat menolong rumah sakit, para petani, nelayan, buruh dan lain-lain," tambahnya.

Sebenarnya, jelas Chairul, pemerintah melalui Ahok atas nama Pertamina sudah memberikan kebijakan setengah hati dengan memberikan diskon 50 persen hanya untuk supir ojek online.

"Lalu harga BBM murah untuk rakyat kecil lain bagaimana? Untuk petani, buruh, pekerja informal, perawat rumah sakit, dan rakyat wong cilik lainnya?" tegasnya.

Chairul menegaskan, urusan membantu rakyat di tengah wabah corona harus totalitas, tanpa ada embel-embel 'politis'.

"Jangan takut menurunkan harga BBM karena takut susah naik lagi di kemudian harinya dan akan berimbas pada kondisi politik penguasa," tutup Chairul.